Pengertian Pertemuan dan Rapat
Pertemuan merupakan
forum yang sangat diperlukan untuk menghimpun bahan–bahan. Pertemuan–pertemuan
dalam dunia usaha dapat dilakukan antara pimpinan dengan para stafnya, tetapi
juga dapat dilakukan diantara staf sendiri untuk meyusun usulan atau pertemuan
pleno yang dikuti oleh semua unsur yang ada.
Namun
pertemuan–pertemuan yang diselenggarakan tidak dimaksudkan untuk membuat
keputusan melainkan hanya untuk menghimpun pendapat. Komunikasi dalam pertemuan
tersebut dapat dilaksanakan dengan menghimpun laporan, saran dan juga pendapat.
Rapat juga merupakan pertemuan yang
memilki kewenangan untuk membuat keputusan. Untuk menyelenggarakan rapat perlu
diperhatikan sebagai hal–hal sebagai berikut:
-
Undangan Rapat
- Pengaraturan Ruang Rapat
- Perlengkapan Rapat
- Pengaraturan Ruang Rapat
- Perlengkapan Rapat
Untuk membuat rapat
undangan hendaknya tidak terlalu banyak uraian melainkan singkat dan jelas
untuk meyebutkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat. Pengaturan tempat duduk
pada dasarnya ditentukan oleh jumlah peserta rapat dan luas ruangan rapat. Pada
bagian terpenting adalah pengambilan keputusan yang dilaksanakan secara
musyawarah untuk mufakat. Bila cara ini tidak dicapai tentunya akan ditempuh
dengan cara pengambilan suara terbanyak.
Komunikasi
dalam Pertemuan dan Rapat
Di
dalam pertemuan dan rapat biasanya peserta harus menyadari posisinya dalam
forum tersebut. Setiap peserta hendaknya:
·
Mampu berkomunikasi secara jujur
·
Mampu berperan sebagai komunikator yang
berpartisipasi aktif
·
Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat
responsif
·
Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat
bijaksana
·
Mampu mengendalikan diri
Setelah rapat berhasil
membuat keputusan maka tindakan selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil
tersebut kepada peserta, dan yang lebih penting adalah tindak lanjut dari
pertemuan dapat dilaksanakn dengan sebaik–baiknya agar rapat dapat berjalan
dengan lancar.
Teknik Berbicara,
Membaca, dan Mendengarkan
Berbicara merupakan
bagian terpenting dari komunikasi yang dipandang paling efektif. Disamping itu
keberhasilan orang berbicara sangat dipengaruhi oleh luasnya pengetahuan yang
dimilki, banyaknya pengalaman yang dimiliki dan intelegensinya. Karena
berbicara sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya, akan dapat
lancar bila tidak ada gangguan teknis seperti gugup, grogi dan sebagainya.
Selain teknik
berbicara, perlu juga diperhatikan teknik membaca. Membaca pada dasarnya adalah
menyampaikan pikiran dan perasaan orang yang tulisannya sedang dibaca. Untuk
itu diperlukan kemampuan lebih baik lagi daripada kemampuan berbicara, karena
dibutuhkan kemampuan menangkap dan memahami isi si penulis dan sekaligus
memahami kemampuan yang mendengarkannya.
Demikian halnya dengan
mendengarkan, nampaknya lebih mudah namun sesungguhnya mendengarkan harus
didukung olek sikap ingin tahu, sabar dan mampu mencernakan isi suara yang
didengar. Untuk dapat mendengarkan dengan baik diperlukan konsentrasi dan
kepekaan indera pendengaran kita.
Kemampuan
berkomunikasi yang paling rendah efektifitasnya adalah mendengarkan.
Mnedengarkan juga memerlukan objektifitasnya, maksudnya anda akan berempati
ketika mendengarkan tanpa terbawa emosi. Maka penting untuk mengetahui, kapan
mendengar secara detail, hal – hal umum saja, singkatnya untuk mengetahui
mengapa anda mendengarkan.
Menyusun Pesan
Pada saat menuliskan pesan, apakah
dalam bentuk memo, surat, laporan atau garis besar suatu presentasi,
penulisannya merupakan suatu proses. Karena merupakan suatu proses maka tidak
hanya terdiri dari satu tahap saja tetapi terdiri dari serangkaian tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, dan revisi. Apabila penulisan pesan mengikuti
tahap-tahap tersebut maka pesan dapat disusun dengan lebih cepat dan lebih
mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut dapat dijabarkan sbb:
1. Perencanaan
Pesan Bisnis
Perencanaan pada umumnya akan
menentukan apa yang akan menentukan apa yang akan dilakukan dimasa atau waktu
yang akan datang. Dalam perencanaan pesan bisnis akan menentukan apa yang akan
dikomunikasikan. Oleh karena itu pada tahap ini akan ditentukan hal-hal yang
pokok atau mendasar dari pesan tersebut, seperti: maksud komunikasi, penerima
pesan, ide pokok, dan saluran yang digunakan.
2. Pengorganisasian
Pesan Bisnis
Setelah merencanakan pesan, langkah
selanjutnya adalah menuangkan pesan tersebut khususnya dalam bentuk tulisan.
Dalam hal ini tahap pengorganisasian dapat pula diterapkan untuk komunikasi
lisan. Penyusunan dokumen dimulai dengan menyusun kata-kata, kalimat, paragraf,
serta menentukan ilustrasi dan keterangan yang dapat membantu mengekspresikan
ide pokok. Tahap penyusunan terdiri dari 2 tahap, yaitu mengorganisasikan pesan
dan mengformulasikan pesan.
3. Revisi Pesan
Bisnis
Pengorganisasian pesan pada tahap
diatas perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kembali apakah pesan yang disusun
sudah mampu mengekspresikan apa ide pokok yang dimaksudkan sudah sesuai. Disini
yang akan diperiksa ulang (direvisi) adalah isi pesan, susunan pesan, susunan
kalimat, dan tanda baca. Tahap ini meliputi kegiatan mengedit pesan, menulis
ulang pesan, membuat pesan, dan mencoba pesan. Proses ini terus berlangsung
sampai pesan yang disusun sejelas dan seefektif mungkin.
Sumber
Drs.
PC. Bambang Herimanto, MM, Drs. FX. Indrojiono, M.Hum.2005. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta: Penerbit
Amara Books. Cetakan I.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/komunikasibisnis/bab5-komunikasidalampertemuandanrapat.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar