Kamis, 29 Maret 2018

Proses Komunikasi dalam Perusahaan


Kegiatan Komunikasi dalam Perusahaan
Banyak prinsip manajemen yang harus diperhatikan, terlebih-lebih dalam membicarakan komunikasi yang diselengggarakan oleh suatu perusahaan. Sebagai  suatu organasi, setia perusahaan hifrearki (tingkat) yang  mengakibatkan komunikasi di dalamnya.
Semua ini mempunyai akibat terhadap penyelenggaran komunikasi yang juga dapat mempengaruhi hubungan antar manusia di dalam dan di luar perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap kegiatan komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Apabila satu pihak kegiatan komunikasi menjadi suatu mekanisme sosialisasi, integrasi dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak yang lain kegiatan itu merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan kerjasama yang dimaksud. Dengan demikian,maka setiap kegiatan komunikasi mempunyai dua sapek, yaitu aspek aktif dan aspek pasif. Aspek  aktif berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan dapat mengubahnya, sedangkan aspek pasif adalah pencerminan situasi social yang memanfaatkan komunikasi tersebut. Selain itu, kegiatan komunikasi merupakan suatu alat sosialisasi yang netrla, yaitu dapat menimbulkan integrasi juga pertentangan, dapat meningkatkan kerjasama internasional sebagai alat dipolamsi, sebaliknya juga dapat menimbulkan awal sengketa atau pertentangan.
Karena itu, pengaruh komunikasi tergantung dari sikap komunikasi itu sendiri, yaitu untuk tujuan apa komunikasi itu dilakukan dengan maksud damai atau menimbulkan pertentangan.
Proses Komunikasi dalam Perusahaan
Setiap proses komunikasi sekurang- kurangnya mempunyai 5 komponen, yaitu :
·         Ide atau kejadian yang akan diberitakan
·         Komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita
·         Pesan yang dirumuskan dan disalurkan
·         Mengintrepersikan pesan
·         Tujuan kegiatan pemberitaan
Karena adanya garis wewenag dalam suatu perusahaan, dengan sendirinya pola komunikasi berimpit dengan pola garis wewenang (structured). Oleh sebab itu komunikasi terbanyak mengallir secara vertikal dari atas ke bawah. Melaui garis komunikasi diberikan segala petunjuk, intruksi dan sebagainya. Arus komunikasi sebaliknya, dari bawah ke atas membawa informasi untuk atsan yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam struktur tidak bebas, peranan komunikasi atsan dan bawahan berbeda, atsan memberi petunjuk (yang mempunyai sangsi disiplin yang dituntut), sedangkan bawahan memberi informasi. Disamping itu memnag terdapat pula komunikasi mendatar (horizontal) yang terjadi antar karyawan setingkat. Komunikasi ini pun masih dalam kerangka struktur perusahaan, walaupun biasanya tidak ada sangsinya (kecuali merealisasi suatu tugas).
Bilamana komunikasi mendatar lebih memperoleh arti penting daripada komunikasi vertikal, maka pimpinan suatu perusahaan mendapat saingan,karena informasi (sengaja atau tidak) akan banyak tidak sampai kepadanya.
Komunikasi Antar Manusia
Setiap lembaga bisnis haruslah dapat menciptakan hubungan kondusif, baik yang bersifat internal (bertujuan untuk mempertahankan integrasi secara psikologis maupun sosial, yang mempunyai efek meningkatnya tingkat produktivitas. Agar kepuasan, loyalitas, dan integrasi individu semakin baik, amat pentinglah bahwa dalam komunikasi antar manusia itu berlaku pengakuan eksistensi individu di dalam lingkungannya. Kita harus mengetahui kita harus memperhatikan orang lain) maupun eksternal (diperlukan karena pembelian terdapat pada pihak luar perusahaan yang mempunyai karakter dan kedudukan yang berbeda-beda, maka diperlukan pendekatan yang berbeda pula agar dapat mencapai orang tersebut).
Ada kalanya strategi interpersonal kurang mencukupi tuntutan bisnis karena mempunyai target konsumen yang besar dengan segmentasi pasar yang secara geografis sangat luas dan tercerai-berai. Oleh karena itu strategi yang harus kita pakai adalah strategi komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya ke publik yang besar, dan melalui proses tersebut sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh audiens. Sentral studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yaitu politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media dalam masyarakat
Komunikasi untuk Menyelesaikan Masalah
Konflik (conflict) merupakan suatu proses di mana satu kelompok menganggap bahwa kepentingannya ditentang atau dipengaruhi secara negatif oleh kelompok lainnya. Konflik dapat menguat atau melemah dari waktu ke waktu. Proses konflik yang terbuka dalam satu konteks, dan kapanpun konflik terjadi, menguat atau tidak, pihak yang berkonflik ataupun pihak ketiga dapat berusaha memecahkan dan menangani konflik dengan beberapa cara. Sebagai konsekuensinya, para manajer pada saat ini dan masa depan perlu memahami dinamika konflik dan tahu cara penyelesaian atau penanganannya secara efektif.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memecahkan suatu konflik yang ada di organisasi atau kelompok dapat dilakukan melalui :
1.      Metode Dialektik
Metode dialektik adalah strategi memecahkan konflik dengan mengembangkan debat dari pandangan yang berlawanan untuk memahami masalah dengan lebih baik. Metode dialektik merupakan praktik menghargai waktu yang menyarankan para manajer untuk mengembangkan debat yang terstruktur dari pandangan yangberlawanan untuk membuat suatu keputusan.
2.      Berintegrasi (Menyelesaikan Masalah)
Pada strategi menyelesaikan masalah ini, pihak-pihak yang terkait mengkonfrontasi permasalahan dan mengidentifikasi masalah secara kooperatif, menghasilkan dan menimbang solusi-solusi alternatif. Berintegrasi tepat untuk menyelesaikan konflik-konflik yang berakar di sistem nilai yang berlawanan. Kekuatan utamanya yaitu memiliki efek yang lebih lama karena berhubungan dengan masalah pokok daripada hanya dengan gejala-gejala. Kelemahan pokoknya yaitu membutuhkan banyak waktu.
3.       Akomodasi (Smoothing)
Seseorang yang kooperatif mengabaikan urusannya sendiri untuk memuaskan urusan pihak lain. Akomodasi atau sering disebut dengan smoothing, mengecilkan perbedaan dan menekankan kesamaan. Mengakomodasi mungkin menjadi strategi pemecahan atau penanganan konflik yang tepat ketika memungkinkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian. Namun, strategi ini tidak tepat untuk masalah yang kompleks atau masalah yang memburuk. Kekuatan pokoknya, yaitu menciptakan kerjasama. Kelemahan pokoknya adalah penyelesaian sementara yang gagal mengkonfrontasi permasalahan pokok.
4.       Mendominasi (Memaksa)
Perhatian yang besar untuk diri sendiri dan perhatian yang rendah untuk orang lain, menerapkan taktik “Saya menang, Anda kalah.” Kebutuhan pihak lain diabaikan. Strategi ini sering disebut memaksa (forcing) karena berdasarkan pada otoritas formal untuk memaksa pemenuhannya. Kekuatan pokok dari dominasi ini terletak pada kecepatan dan kelemahannya adalah sering memicu dendam.
5.      Menghindari
Strategi ini melibatkan penarikan yang pasif dari masalah atau penindasan yang aktif terhadap isu. Penghindaran dapat diterapkan untuk masalah-masalah yang tidak penting atau ketika harga konfrontasi melebihi keuntungan dari meyelesaikan masalah. Menghindari tepat untuk masalah yang memburuk atau masalah sulit. Kekuatan utama dari strategi ini yaitu memakan waktu pada situasi yang terbuka ataupun ambigu. Kelemahan utamanya yaitu penyelesaian sementara yang mengesampingkan permasalahan inti.
6.      Kompromi
Berkompromi merupakan strategi atau pendekatan memberi dan menerima yang melibatkan perhatian cukup untuk diri sendiri dan orang lain. Mengkompromikan dapat dilakukan ketika pihak-pihak yang berkonflik memiliki tujuan berlawanan atau memiliki kekuatan yang seimbang. Namun, kompromi tidak tepat ketika penerapannya yang berlebihan dapat mendorong tindakan yang inkonklusif (misalnya kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu yang penting). Kekuatan intinya, yaitu taktik ini tidak memiliki pihak yang kalah, tetapi hanya menyelesaikan masalah sementara yang dapat melemahkan pemecahan masalah kreatif.
7.      Negosiasi
Menurut definisi secara formal, negosiasi (negotiation) merupakan proses pengambilan keputusan yang memiliki proses memberi dan menerima, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan yang memiliki preferensi berbeda. Pengertian negosiasi lain diberikan oleh McShane dan Von Glinow sebagai proses dimana dua atau lebih pihak yang konflik berusaha menyelesaikan perbedaan tujuan mereka dengan mendefinisikan kembali bentuk saling ketergantungan mereka. Contoh-contoh umum termasuk negosiasi antara para penyuplai barang dengan para penjual eceran mengenai harga, jadwal pengiriman dan masalah-masalah kredit. Tim yang bekerja dengan mengelola diri sendiri, yang memiliki ikatan tugas yang tumpang tindih juga perlu mengandalkan kesepakatan yang dinegosiasikan. Negosiasi memerlukan adanya dua pihak dengan kepentingan berbeda atau berlawanan datang bersama memuaskan kesepakatan.

Sumber



Tidak ada komentar:

Posting Komentar