Kegiatan Komunikasi dalam Perusahaan
Banyak prinsip manajemen yang harus diperhatikan,
terlebih-lebih dalam membicarakan komunikasi yang diselengggarakan oleh suatu
perusahaan. Sebagai suatu organasi, setia perusahaan hifrearki (tingkat)
yang mengakibatkan komunikasi di dalamnya.
Semua ini mempunyai akibat terhadap penyelenggaran
komunikasi yang juga dapat mempengaruhi hubungan antar manusia di dalam dan di
luar perusahaan. Hal ini berarti bahwa setiap kegiatan komunikasi senantiasa
melibatkan orang lain. Apabila satu pihak kegiatan komunikasi menjadi suatu
mekanisme sosialisasi, integrasi dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak
yang lain kegiatan itu merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan
kerjasama yang dimaksud. Dengan demikian,maka setiap kegiatan komunikasi
mempunyai dua sapek, yaitu aspek aktif dan aspek pasif. Aspek aktif
berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan dapat mengubahnya,
sedangkan aspek pasif adalah pencerminan situasi social yang memanfaatkan
komunikasi tersebut. Selain itu, kegiatan komunikasi merupakan suatu alat
sosialisasi yang netrla, yaitu dapat menimbulkan integrasi juga pertentangan,
dapat meningkatkan kerjasama internasional sebagai alat dipolamsi, sebaliknya
juga dapat menimbulkan awal sengketa atau pertentangan.
Karena itu, pengaruh komunikasi tergantung dari sikap
komunikasi itu sendiri, yaitu untuk tujuan apa komunikasi itu dilakukan dengan
maksud damai atau menimbulkan pertentangan.
Proses
Komunikasi dalam Perusahaan
Setiap proses komunikasi sekurang- kurangnya mempunyai
5 komponen, yaitu :
·
Ide atau kejadian yang akan diberitakan
·
Komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita
·
Pesan yang dirumuskan dan disalurkan
·
Mengintrepersikan pesan
·
Tujuan kegiatan pemberitaan
Karena adanya garis wewenag dalam suatu perusahaan,
dengan sendirinya pola komunikasi berimpit dengan pola garis wewenang
(structured). Oleh sebab itu komunikasi terbanyak mengallir secara vertikal
dari atas ke bawah. Melaui garis komunikasi diberikan segala petunjuk, intruksi
dan sebagainya. Arus komunikasi sebaliknya, dari bawah ke atas membawa
informasi untuk atsan yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam struktur tidak
bebas, peranan komunikasi atsan dan bawahan berbeda, atsan memberi petunjuk (yang
mempunyai sangsi disiplin yang dituntut), sedangkan bawahan memberi informasi.
Disamping itu memnag terdapat pula komunikasi mendatar (horizontal) yang
terjadi antar karyawan setingkat. Komunikasi ini pun masih dalam kerangka
struktur perusahaan, walaupun biasanya tidak ada sangsinya (kecuali merealisasi
suatu tugas).
Bilamana komunikasi mendatar lebih memperoleh arti
penting daripada komunikasi vertikal, maka pimpinan suatu perusahaan mendapat
saingan,karena informasi (sengaja atau tidak) akan banyak tidak sampai
kepadanya.
Komunikasi
Antar Manusia
Setiap lembaga bisnis haruslah dapat menciptakan
hubungan kondusif, baik yang bersifat internal (bertujuan untuk mempertahankan
integrasi secara psikologis maupun sosial, yang mempunyai efek meningkatnya
tingkat produktivitas. Agar kepuasan, loyalitas, dan integrasi individu semakin
baik, amat pentinglah bahwa dalam komunikasi antar manusia itu berlaku
pengakuan eksistensi individu di dalam lingkungannya. Kita harus mengetahui
kita harus memperhatikan orang lain) maupun eksternal (diperlukan karena
pembelian terdapat pada pihak luar perusahaan yang mempunyai karakter dan
kedudukan yang berbeda-beda, maka diperlukan pendekatan yang berbeda pula agar
dapat mencapai orang tersebut).
Ada kalanya strategi interpersonal kurang mencukupi
tuntutan bisnis karena mempunyai target konsumen yang besar dengan segmentasi
pasar yang secara geografis sangat luas dan tercerai-berai. Oleh karena itu
strategi yang harus kita pakai adalah strategi komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media
memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya ke publik yang besar, dan melalui
proses tersebut sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh audiens. Sentral
studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media
merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yaitu politik,
ekonomi, dan institusi kekuasaan studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan
sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media dalam masyarakat
Komunikasi
untuk Menyelesaikan Masalah
Konflik (conflict)
merupakan suatu proses di mana satu kelompok menganggap bahwa kepentingannya
ditentang atau dipengaruhi secara negatif oleh kelompok lainnya. Konflik dapat
menguat atau melemah dari waktu ke waktu. Proses konflik yang terbuka dalam
satu konteks, dan kapanpun konflik terjadi, menguat atau tidak, pihak yang
berkonflik ataupun pihak ketiga dapat berusaha memecahkan dan menangani konflik
dengan beberapa cara. Sebagai konsekuensinya, para manajer pada saat ini dan
masa depan perlu memahami dinamika konflik dan tahu cara penyelesaian atau
penanganannya secara efektif.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memecahkan suatu
konflik yang ada di organisasi atau kelompok dapat dilakukan melalui :
1.
Metode Dialektik
Metode dialektik adalah strategi memecahkan konflik dengan mengembangkan
debat dari pandangan yang berlawanan untuk memahami masalah dengan lebih baik.
Metode dialektik merupakan praktik menghargai waktu yang menyarankan para
manajer untuk mengembangkan debat yang terstruktur dari pandangan
yangberlawanan untuk membuat suatu keputusan.
2.
Berintegrasi (Menyelesaikan Masalah)
Pada strategi menyelesaikan masalah ini, pihak-pihak yang terkait
mengkonfrontasi permasalahan dan mengidentifikasi masalah secara kooperatif,
menghasilkan dan menimbang solusi-solusi alternatif. Berintegrasi tepat untuk
menyelesaikan konflik-konflik yang berakar di sistem nilai yang berlawanan.
Kekuatan utamanya yaitu memiliki efek yang lebih lama karena berhubungan dengan
masalah pokok daripada hanya dengan gejala-gejala. Kelemahan pokoknya yaitu
membutuhkan banyak waktu.
3.
Akomodasi (Smoothing)
Seseorang yang kooperatif mengabaikan urusannya sendiri untuk memuaskan
urusan pihak lain. Akomodasi atau sering disebut dengan smoothing, mengecilkan
perbedaan dan menekankan kesamaan. Mengakomodasi mungkin menjadi strategi
pemecahan atau penanganan konflik yang tepat ketika memungkinkan untuk
mendapatkan tingkat pengembalian. Namun, strategi ini tidak tepat untuk masalah
yang kompleks atau masalah yang memburuk. Kekuatan pokoknya, yaitu menciptakan
kerjasama. Kelemahan pokoknya adalah penyelesaian sementara yang gagal
mengkonfrontasi permasalahan pokok.
4.
Mendominasi (Memaksa)
Perhatian yang besar untuk diri sendiri dan perhatian yang rendah untuk
orang lain, menerapkan taktik “Saya menang, Anda kalah.” Kebutuhan pihak lain
diabaikan. Strategi ini sering disebut memaksa (forcing) karena berdasarkan pada otoritas formal untuk memaksa
pemenuhannya. Kekuatan pokok dari dominasi ini terletak pada kecepatan dan
kelemahannya adalah sering memicu dendam.
5.
Menghindari
Strategi ini melibatkan penarikan yang pasif dari masalah atau penindasan
yang aktif terhadap isu. Penghindaran dapat diterapkan untuk masalah-masalah
yang tidak penting atau ketika harga konfrontasi melebihi keuntungan dari
meyelesaikan masalah. Menghindari tepat untuk masalah yang memburuk atau
masalah sulit. Kekuatan utama dari strategi ini yaitu memakan waktu pada
situasi yang terbuka ataupun ambigu. Kelemahan utamanya yaitu penyelesaian
sementara yang mengesampingkan permasalahan inti.
6.
Kompromi
Berkompromi merupakan strategi atau pendekatan memberi dan menerima yang
melibatkan perhatian cukup untuk diri sendiri dan orang lain. Mengkompromikan dapat
dilakukan ketika pihak-pihak yang berkonflik memiliki tujuan berlawanan atau
memiliki kekuatan yang seimbang. Namun, kompromi tidak tepat ketika
penerapannya yang berlebihan dapat mendorong tindakan yang inkonklusif
(misalnya kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu yang penting). Kekuatan
intinya, yaitu taktik ini tidak memiliki pihak yang kalah, tetapi hanya
menyelesaikan masalah sementara yang dapat melemahkan pemecahan masalah
kreatif.
7.
Negosiasi
Menurut definisi secara formal, negosiasi (negotiation) merupakan proses pengambilan keputusan yang memiliki
proses memberi dan menerima, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan yang
memiliki preferensi berbeda. Pengertian negosiasi lain diberikan oleh McShane
dan Von Glinow sebagai proses dimana dua atau lebih pihak yang konflik berusaha
menyelesaikan perbedaan tujuan mereka dengan mendefinisikan kembali bentuk
saling ketergantungan mereka. Contoh-contoh umum termasuk negosiasi antara para
penyuplai barang dengan para penjual eceran mengenai harga, jadwal pengiriman
dan masalah-masalah kredit. Tim yang bekerja dengan mengelola diri sendiri,
yang memiliki ikatan tugas yang tumpang tindih juga perlu mengandalkan
kesepakatan yang dinegosiasikan. Negosiasi memerlukan adanya dua pihak dengan
kepentingan berbeda atau berlawanan datang bersama memuaskan kesepakatan.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar