Kamis, 29 Maret 2018

Revisi Pesan-pesan Bisnis


Tahap revisi diperlukan untuk menjamin bahwa pesan yang direncanakan dan disusun tidak terjadi kesalahan, kekurangan, kelebihan atau ketidaktepatan. Proses revisi membutuhkan stamina tinggi dan disiplin tinggi karena adanya kecenderungan manusia untuk tidak melakukan perubahan terhadap apa yang telah dipikirkan dan dituliskan dengan waktu yang panjang. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan mengambil jarak waktu antara perencanaan dan penyusunan dengan waktu perbaikan.
    1.     Keterampilan Merevisi
Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah berbeda dan tidak semudah menulis pesan– pesan yang bersifat pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara, atau teman akrab.
Maka dari itu dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran dan tenaga dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan – pesan  bisnis cenderung dilakukan secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi isi pesan mupun format penulisan.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pesan-pesan bisnis mencakup pesan-pesan bisnis tertulis dan pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan.
    2.     Pemilihan Kata yang Tepat
Pemilihan kata (diksi) yang akan digunakan harus memperhatikan dua aspek yakni:
1)      Ketepatan
Kata yang tepat mempunyai ciri bahwa kata tersebut sudah dikenal oleh audiens, usahakan untuk tidak menggunakan kata-kata dan istilah yang tidak dipahami karena hal ini hanya akan membingungkan audiens.
2)      Efektif
Menunjukkan kata-kata yang dipilih singkat dan tidak bermakna ganda atau yang dapat ditafsirkan lebih dari satu makna. Komunikator sebaiknya memilih kata-kata yang singkat karena kata yang singkat akan menyebabkan pesan efektif dan mudah dipahami.
    3.     Cara Membuat Kalimat Efektif
Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.
1.      Tiga jenis kalimat
a.       Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.
b.      Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
c.       Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
2.      Cara mengembangkan paragraf
Ada dua pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a.      Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
b.      Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.
c.       Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d.      Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
e.      Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas.

Sumber
Drs. PC. Bambang Herimanto, MM, Drs. FX. Indrojiono, M.Hum.2005. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta: Penerbit Amara Books. Cetakan I.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar